
"Kita masuk Indonesia Book of Records, karena ini merupakan pernikahan yang cukup unik. Tanggal 10-10-10, MC 10, naik Harley 10, pengiring pengantin 10 pasang, yang paling penting itu 10 MC-nya di pernikahan, itu yang paling unik. Semuanya cukuplah," tutur Indra dalam preskon pernikahannya, di lantai Grown Gedung Sampoerna Strategic, Sudirman, Jakarta Selatan, Selasa (10/10) lalu.
Dan rekor tersebut adalah untuk yang pertama kalinya dalam sebuah event yang digelar di Indonesia, yakni tanggal 10, bulan 10, tahun 2010, jam 10, mas kawin 10 Dinnar, MC 10. Bekti melanjutkan, ada beberapa keunikan lain dalam resepsi pernikahannya tersebut.
Ada Opera Musik
Uniknya, Indra Bekti dan Aldila Jelita dalam resepsi pernikahannya menyajikan opera musik garapan Ari Tulang yang bercerita tentang proses mereka pacaran sampai kepada lamaran. "Sebenarnya ini semua hadiah dari para sahabat kedua mempelai, mereka ingin hadir dan berperan serta, ada yang ingin menyanyi dan ada yang ingin tampil," ujar Ari Tulang di lantai Ground gedung Sampoerna Strategic, Sudirman, Jakarta Selatan, Minggu (10/10/10) lalu.
Lebih lanjut Indra Bekti memaparkan kalau sebetulnya opera musik itulah yang membuat resepsi pernikahan bertema Arabian Night itu menjadi meriah.
"Yang cukup unik dalam pernikahan ini ada opera musical koregrafernya itu Ari tulang," urainya.
Indra memang terpikir untuk membuat sejarah dari masa awal-awal pacaran dengan Dila sampai proses lamaran. Tidak hanya dalam bentuk foto, tetapi dia berpikir akan unik jika ditambah dengan operet musik.
"Aku kepikiran membuat musikal tentang sejarah aku pacaran pertama kali, proses melamar, perjalanan dalam foto, cukup unik jika ditambah operet musik," tandasnya.
Indra dan Adilla resmi menikah pada Minggu, (10/10/2010), tepat pukul 10 lewat 10 menit di Masjid Baitul Tholibin, Kompleks Kemendiknas, Sudirman, Jakarta. Indra memberikan mas kawin berupa 10 dinar emas seberat 42,5 gram dalam bentuk koin.
Untuk wali nikah adalah ayah Indra, yakni Achmad Bafaqih. Dan saksi nikah adalah Subroto Laras dan Achmad Bafaqih. (cok)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar